EN | ID BISNIS
Artajasa Fokus Kembangkan Strategi 5 Pilar Bisnis

Artajasa Fokus Kembangkan Strategi 5 Pilar Bisnis
Posted April 8, 2016

Nusa Dua, 8 April 2016, Tingginya kebutuhan akan layanan transaksional yang efektif dan efisien semakin dirasakan eksistensinya, baik oleh institusi perbankan, non perbankan maupun masyarakat dewasa ini. Kebutuhan masyarakat yang semakin beragam membuat keberadaan suatu sistem pembayaran secara online pun semakin diminati. Kini hampir di setiap elemen telah berbasis elektronis dan saling terintegrasi. Tidak hanya perbankan, tetapi non perbankan pun telah terkoneksi online. Sebagai contoh, nasabah yang melakukan pembelanjaan barang di modern market, dapat melakukan pembayaran dengan debit di kasir dan sekaligus melakukan pengambilan uang melalui kasir tersebut. Bahkan bisa sekaligus membeli tiket kereta api.

Integrasi sistem pembayaran inilah yang selalu dicita-citakan perbankan nasional. PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), prinsipal sistem pembayaran nasional terbesar dan pengelola layanan ATM Bersama, melihat semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat akan layanan transaksional yang efektif dan efisien membuka peluang pengembangan layanan transaksi elektronis ke berbagai lini. Nawawi, Direktur Artajasa, mengatakan, ”Artajasa tengah fokus dalam mengembangkan 5 pilar bisnis sebagai suatu strategi korporasi ke depannya. Kelima pilar tersebut adalah Switching Service, Payment Service, Bersama Kirim Uang, E-commerce Payment dan Principal Card Issuing. Kelimanya memiliki karakteristik yang berbeda dan unik namun saling terkoneksi dan memiliki potensi pertumbuhan dan kontribusi yang signifikan untuk masa depan Artajasa,” kata Nawawi.

Switching servicessebagai pilar pertama masih menjadi tulang punggung layanan ATM Bersama, dimana kebanyakan transaksidigunakan untuk transaksi tarik tunai dan transfer. Akan tetapi, kedepan layanan kartu ATM dan Debit akan bertransformasi sebagai alat belanja dimana saja, baik di toko, warung, dan lain sebagainya.

Pilar Kedua adalah Payment services, yang merupakan bisnis Artajasa yang turut berkontribusi besar seperti bill payment, dimana adanya sinergi antara billing provider dengan pihak yang menjadi collecting agent, yaitu bank, minimarket, dan Kantor Pos yang memiliki jaringan distribusi luas. Anthoni Morris, Direktur Artajasa, menjelaskan, “Saat ini billing provider yang menjadi mitra Artajasa lebih dari 40 institusi, yang meliputi lembaga perbankan, perusahaan listrik, perusahaan asuransi, multifinance, perusahaan telekomunikasi, transportasi, dan institusi pendidikan. Tak hanya itu saja, Artajasa juga turut mendukung pihak bank untuk layanan pembayaran PAM, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), BPJS dan Amil Zakat,” jelas Anthoni.

Sedangkan, mitra Artajasa yang menjadi collecting agent dalam pembayaran online hampir seluruh industri perbankan, dan berbagai perusahaan retail mencapai lebih dari 60 perusahaan, dengan jaringan distribusi mereka yang sangat luas. Di antaranya, Pos Indonesia, minimarket Alfamart dan Indomaret, serta institusi perbankan dengan jaringan electronic channel-nya, seperti ATM yang sangat luas dan mudah dijangkau oleh konsumen perusahaan yang menjadi biller provider.

Demi memberikan kemudahan, kecepatan, efisien, keamanan, dan real time layanan terhadap masyarakat yang ingin mengirim/transfer dana/uang ke rekening bank secara cash to account melalui Kantor Pos, Artajasa menghadirkan layanan Bersama Kirim Uang sebagai Pilar Ketiga. Layanan pengiriman uang melalui ATM Bersama ini merupakan layanan weselpos cash to account yang disediakan oleh Pos Indonesia untuk walking customer yang ingin mengirimkan uang ke rekening bank di seluruh bank member ATM Bersama.

Layanan Bersama Kirim Uang ini bermaksud memenuhi kebutuhan, dan memudahkan customer/masyarakat mengakses layanan di seluruh Kantor Pos yang akan mengirimkan uang tunai ke rekening bank penerima (beneficiary), tanpa mengharuskan pengirim memiliki account bank. Keuntungan yang diperoleh pada layanan ini, yakni memperluas market share dari yang semula hanya melayani pengiriman cash to cash menjadi cash to account.

Selanjutnya, Anthoni Morris menyampaikan juga seiring dengan aktivitas belanja online yang makin menjanjikan, Artajasa selaku penyedia layanan sistem pembayaran terus mengembangkan layanan E-commerce Payment yang dapat memberikan solusi pembayaran bagi masyarakat. Layanan yang dibangun sebagai Pilar Keempat ini, lanjutnya, nantinya akan menjadi salah satu sarana media pembayaran yang dapat mendukung industri e-commerce sebagai alternatif transaksi pembayaran via online.

“Jika dahulu transaksi dilakukan dengan cara ada uang ada barang, dimana pembeli bisa melakukan transfer dana melalui ATM ke rekening penjual, kini pembeli tidak perlu repot datang ke terminal ATM untuk melakukan transaksi pembayaran, cukup melalui transaksi e-commerce Artajasa semuanya beres. Untuk melakukan transaksi e-commerce ini, nasabah terlebih dahulu melakukan registrasi data diri lengkap pada situs yang menyediakan layanan pembelian tersebut. Kemudian, nasabah akan memperoleh e-mail verifikasi dari penyedia layanan,” ujarnya.

Saat ini, Artajasa terus membangun dan memperbaiki sistem layanan e-commerce payment yang bersifat real time melalui internet. Artinya, ketika transaksi pembayaran tersebut berhasil, maka seketika dana dari pembeli akan terpotong dan langsung masuk rekening penjual. Perusahaan yang melahirkan ATM Bersama ini, juga tengah terus mengembangkan sistem dan aplikasi layanan e-commerce, dan melakukan pendekatan terhadap beberapa mitra-mitra bisnis untuk saling bekerja sama dengan layanan e-commerce sebagai merchant.

Pada Pilar Kelima, Artajasa mengembangkan bisnis sebagai Principal Card Issuing, dimana Artajasa siap memberikan dan menyediakan layanan issuing kartu debit bagi bank-bank anggota ATM Bersama yang belum memiliki kartu debit sendiri. Jika dilihat dari 87 bank member Artajasa, kurang dari sepertigayang telah memiliki kartu debit.

Bayu Hanantasena, Direktur Artajasa, menyebutkan Artajasa menawarkan kerja sama dalam memberikan layanan jasa untuk issuingkartu debit, dimana bank-bank tersebut tidak perlu mengeluarkan dana investasi untuk mengembangkan platform sendiri. “Semuanya akan disediakan, disiapkan, dan diproses oleh Artajasa, dengan kemudahan bertransaksi dan acceptance yang sangat luas, baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Bayu.

Mayoritas bank di Indonesia terutama bank-bank daerah, kartunya masih sekedar kartu ATM saja. Oleh karenanya, Artajasa akan membantu bagaimana mengkonversi kartu tersebut dari ATM menjadi kartu debit. Kartu debit disini, tentunya, diharapkan akan bertransformasi menjadi alat belanja. Inilah yang menjadi salah satu strategi bisnis unggulan Artajasa di 2016, yang diharapkan kedepan mampu mendukung masa depan cashless di Indonesia.

Integrasi kelima pilar bisnis Artajasa tersebut menjadi bukti keseriusan Artajasa dalam meningkatkan eksistensi di industri sistem pembayaran nasional demi terciptanya transaksi elektronis yang efektif dan efisien.